Pada
sekitar tahun 70-an, Taekwondo di korea teah pech menjadi 2 (dua) aliran,
yaitu:
-
INTERNATIONAL TAEKWONDO FEDERATION (ITF)
yang ada pada waktu dipimpin oleh Jenderal Chong Hi, yang kemudian
bermarkas di Toronto Kanada.
- WORLD
TAEKWONDO FEDERATION (WTF) yang pada waktu itu dipimpin oleh Dr. Un Yong
Kim, yang bermarkas di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan.
Mengenai
terpecahnya Taekwondo di Korea tersebut tidak jelas penyebab utamanya, tetapi
konon penyebabnya antara lain perbedaan aliran tersebut.
Karena
itu, pada sekitar tahun 1972-an, Taekwondo mulai masuk dan berkembang di
Indonesia dengan 2 (dua) aliran.
1. Aliran ITF dengan nama PTI
(Persatuan Taekwondo Indonesia) dipimpin oleh Letjen Leo Lopulisa.
2. Aliran WTF dengan nama FTI (Federasi
Taekwondo Indonesia) yang dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri.
Selanjutnya
pada siding Paripurna XI KONI Pusat tahun 1980 cabang Olahraga Taekwondo telah
diterima sebagai anggota KONI dengan syarat hanya ada satu wadah Taekwondo di
Indonesia. Maka atas keputusan bersama dam melihat prospek perkembangan dunia
olahraga di tingkat nasional dan internasional, maka MUNAS Taekwondo tanggal 28
Maret 1981 berhasil menyatukan kedua organisasi Taekwondo tersebut menjadi
organisasi baru yang disebut Taekwondo Indonesia yang berafiliasi ke WTF.
Organisasi
ini dipimpin oleh Letjen Leo Lupolisa sebagai ketua umumnya. Dimana komposisi
pengurusnya diambil dari kedua organisasi itu (PTI dan FTI). Sedangkan struktur
organisasi di tingkat nasional disebut PBTI (Pengurus Besar Taekwondo
Indonesia) yang berpusat di Jakarta.
MUNAS
TI yang pertama tanggal 17-18 September 1984 menetapkan Letjen Sarwo Edhie
Wibowo sebagai ketua umum PBTI periode 1984-1988. Maka pada era inilah Taekwondo
mulai bersatu dan kuat.